(Yogyakarta, 2025) Kehidupan manusia bergantung pada ketersediaan oksigen di lingkungan, semakin bagus kualitas udara maka semakin baik pula kualitas hidup manusia. Pohon bukan sekadar penghias lanskap atau peneduh jalan, melainkan salah satu elemen kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Pohon sebagai tanaman dapat memproduksi oksigen yang berasal dari proses fotosintesis. Melalui proses fotosintesis, pohon menyerap karbon dioksida (CO₂) dari udara dan mengubahnya menjadi oksigen (O₂) menggunakan energi dari sinar matahari. Proses ini terjadi di daun, yang mengandung klorofil atau dikenal juga sebagai zat hijau yang menjadi elemen utama dalam proses pembuatan oksigen. Setiap pohon dewasa mampu menghasilkan sekitar 100–250 liter oksigen per hari. Jumlah oksigen tersebut setara untuk memenuhi kebutuhan oksigen harian dua orang.
Di tengah meningkatnya polusi udara dan emisi gas rumah kaca, peran pohon menjadi semakin krusial. Pohon tidak hanya menghasilkan oksigen, tetapi juga menyerap karbon dioksida yang berlebihan dari atmosfer. Hal ini membantu memperlambat laju pemanasan global dan memperbaiki kualitas udara. Pohon juga menyaring partikel-partikel berbahaya di udara seperti debu, asap, dan logam berat. Keberadaan pohon mampu mendorong perbaikan ekologis yang berdampak pada kualitas hidup manusia dan kelestarian lingkungan. Melihat peranan pohon sebagai agen krusial di kehidupan, tidak terlepaskan dari lanskap hutan sebagai area rimbun pepohonan. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) laju penebangan hutan (deforestasi) di Indonesia mengalami penurunan, namun masih menjadi perhatian. Dikutip dari Antara, pada periode 2021-2022, deforestasi netto tercatat 104 ribu hektar, turun dibandingkan periode sebelumnya. Jumlah ini setara dengan luas 3 kali daratan Kota Surabaya, Ibu Kota dari Provinsi Jawa Timur.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, berbagai upaya penanggulangan dan pencegahan deforestasi terus dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah reboisasi atau penanaman kembali pohon di area hutan yang telah rusak. Selain itu, program perhutanan sosial juga mulai digalakkan, di mana masyarakat lokal diberdayakan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan agar tetap lestari sekaligus memberikan manfaat ekonomi. Pemerintah juga berperan penting dengan memperketat regulasi terkait pembukaan lahan dan memberlakukan sanksi terhadap aktivitas pembalakan liar. Di sisi lain, edukasi kepada masyarakat luas menjadi hal yang tidak kalah penting, karena kesadaran kolektif merupakan kunci utama dalam menjaga kelestarian hutan.
Berbagai kampanye lingkungan turut membantu mendorong perubahan. Di tingkat global, kampanye seperti #TeamTrees yang diprakarsai oleh YouTuber MrBeast berhasil menggalang dana untuk penanaman jutaan pohon di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, terdapat gerakan nasional penanaman satu miliar pohon yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengajak partisipasi masyarakat dalam gerakan penghijauan. Kampanye internasional seperti Earth Hour dan Hari Bumi juga rutin mengajak publik untuk merefleksikan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, termasuk menjaga dan menanam pohon sebagai salah satu langkah konkrit. Gerakan-gerakan ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya pohon tidak hanya datang dari pemerintah atau lembaga lingkungan, tetapi juga tumbuh dari masyarakat, terutama generasi muda yang mulai sadar akan pentingnya aksi nyata dalam menghadapi krisis iklim.
Pohon berperan penting dalam kehidupan manusia sebagai penghasil oksigen dan penyaring polusi udara, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Meski deforestasi di Indonesia mulai menurun, pelestarian pohon tetap krusial untuk mengatasi krisis iklim. Upaya seperti reboisasi, perhutanan sosial, dan kampanye lingkungan menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Kesadaran kolektif dan kolaborasi antar sektor terutama dari generasi muda, menjadi kunci menjaga lingkungan yang sehat dan berkelanjutan untuk masa depan yang lebih terjamin.
Oleh : Dani Abyan Adam